Sabtu, 31 Oktober 2009

mamapas lewu 1



PELAKSANAAN ACARA MAMAPAS LEWU

A. MAKNA TUJUAN MAMAPAS LEWU

Dalam bahasa Dayak Kapuas Ngaju, mamapas artinya menyapu, dan Lewu berarti Kampung atau kota tempat tinggal manusia. Mamapas lewu diartikan sebagai upacara membersihkan kampung desa atau kota tempat tinggal, dengan kata lain mamapas lewu hampir sama pengertiannya dengan upacara Tolak Bala.

Mamapas lewu dilakukan karena adanya suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan pembunuhan, ancaman keselamatan atau kejadian ditimpa musibah penyakit yang menimpa seluruh penduduk kampung atau kota, bisa juga sebagai pembayaran hajat (niat hajat jika tercapai keinginan), hal ini dilakukan karena adanya kepercayaan dan keyakinan bahwa penduduk setempat dapat terhindar dari berbagai gangguan, ancaman, malapetaka, penyakit dan sebagainya.

Sejak pada zaman dulu, pelaksanaan atau upacara ritual dilaksanakan oleh para Basir/ Balian yaitu orang yang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan Roh-Roh Gaib penjaga alam, yang menurut keyakinan mereka adalah sebagai pelindung. Dalam berkomunikasi dengan Roh-Roh Gaib dengan menggunakan bahasa Sangiang atau bahasa khusus seperti contoh dibawah ini sebagai berikut :

“Tuh imapasku lewu Kapuas, mahapan kakawang papas uka hatalapas bara dahiang baya sampar saribu sasabutan biti uluh pantai danum kalunen.

“Tuh ayung-ayungku dawen sawangkak, maengkak rutas je hakang kulut bara peteh liau matei akan ketun pantai danum kalunen.

“Tuh hajamban kayu sawang gagar, manggagar kare ganan penyakit, dahiang rutas sampar saribu gangguan are balaku dengan danum karak mangarak sial kahawe bara lewu Kapuas.

Dan ini hanya bisa dilakukan oleh para Basir. Yang melaksanakan kegiatan Ritual adat suku Dayak bisa berpariasi jumlah orangnya, boleh lima orang atau tujuh orang dan tergantung dengan keinginan si pelaksana, sebab upacara ini tidak dilakukan oleh orang perorang tapi seluruh masyarakat dikampung atau dikota tersebut, juga pembiayaan ditanggung secara bersama-sama, bahasa Dayak Kapuasnya “Hapakat” dan waktu kegiatan ini bisa mencapai selama tiga hari.

B. JENIS-JENIS SESAJIAN YANG DISEDIAKAN

Sesajian babi hutan, babi putih, ayam bulu putih, bulu ayam warna hitam, bulu ayam tiga macam warna, dan empat puluh macam kue sesajian yang harus dipersembahkan yaitu untuk Roh-roh gaib penjaga kampung kota Kapuas .

Jadi Balian mamapas lewu ini kepentingannya untuk umum, seperti membersihkan beberapa kota yang pernah terjadi konflik (etnis) termasuk di Kuala Kapuas agar bisa menjadi tentram dan damai kembali sama artinya dengan upacara tolak bala.


C. ACARA BALIAN

Pelaksana balian memulai acara ( duduk di tempat menurut porsinya masing-masing sebanyak 7 orang dan dipimpin oleh 1 orang upu / pimpinan.

Pelaksana Balian adalah orang yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan khusus, khususnya dalam melaksanakan acara balian ini.

Acara Balian ini merupakan acara dasar yang harus dilaksanakan sebelum acara mamapas lewu dilaksanakan, dan biasanya acara ini dilaksanakan selama tiga hari tiga malam yang diakhiri dengan acara mamapas lewu.

PEMANGGILAN SECARA RITUAL, ROH-ROH GAIB PENJAGA KAB. KAPUAS

Acara memanggil atau mengundang roh-roh alam gaib, khususnya yang menjaga kota Kab. Kapuas dari gangguan penyakit ataupun yang menjadi rintangan, pembuat bencana dll.

Acara ini memakan waktu dua malam penuh, disertai dengan pemberian sesajian untuk roh-roh gaib yang menjaga dan melindungi Kabupaten Kapuas.


PELAKSANA BALIAN MENGANTAR SESAJIAN KE ALUR SUNGAI / PELABUHAN RUJAB KAPUAS


Pelaksana Balian mengantar sesajian ke alur sungai / pelabuhan Rujab Kapuas untuk Raja penyakit dan ditenggelamkan ke dasar sungai. (dilakukan pada larut malam sekitar pukul. 02.00 WIB )

Acara ini merupakan bagian dari acara ritual Balian yang memiliki tujuan untuk menyampaikan suatu hal yang khusus disampaikan oleh pelaksana Balian.

Bahwa pelaksana Balian akan melaksanakan acara mamapas lewu.